Wednesday, January 12, 2011

Catatan Kecil Se-Abad silam (1)

Beberapa saat sebelum tulisan ini dibuat saya sempat berdiskusi dengan seorang pemuda. Usia kami terpaut 3 tahun lamanya. Tentunya saat ini saya sudah begitu asing dengan dunia mereka. Tapi lamanya aktifitas dikampus telah memberikan sesuatu yang sangat berharga sehingga saya yang kini sudah tua menginjak semester 10 lebih bijak memandang dunia mereka.

Entah kenapa saat ini saya ingin membuka kembali lembaran-lembaran lama yang telah lama tersimpan dalam memori ingatan empat tahun lamanya hingga kini. Lama mengingat akhirnya saya terhenti pada satu momen penting di awal semester pertama. Berada dibarisan aksi terdepan memegang panji menuntut keadilan berdirinya fakultas baru dan jurusan ekonomi secara otonom terpisah dari fakultas ekonomi dan menuntut kemandirian. Entahlah anak seumuran itu mengerti apa tentang dunia kampus.

Merenung lebih dalam kada satu hal yang saya temukan. Mungkin dari sanalah semuanya berawal kenapa saya menjadi seperti ini dan memilih jalan ini. Ia telah mempertemukan saya dengan mereka yang ikhlas memberikan saya keteladanan. Mereka mengajak saya melakukan apa yang telah mereka lakukan dan juga mengajak saya berpikir apa yang mereka pikirkan. Mereka yang senantiasa mengajak saya tetap berada dalam lingkaran ketakwaan bersama mereka orang-orang shaleh. Hampir lima tahun saya menghabiskan masa-masa penuh pengabdian karena mereka dan ingin rasanya mengulang semuanya. Kehidupan sehari-hari kyang dipenuhi dengan urusan-urusan orang lain sampai-sampai kita tidak sempat mengurusi diri sendiri. Indah rasanya walau terasa pahit dalam keputus asaan dan pengorbanan.

Namun rasanya tidak mungkin mengulangi masa-masa itu. Bukannya kita tidak mau, tetapi rasanya kepala ini terlalu luas untuk diisi dengan hal-hal yang sederhana. Atau bahkan bisa saja kepala ini sudah terlalu penuh dengan ide-ide besar tentang msayarakat, bangsa dan Negara. Bahkan lebih besar lagi tentang kondisi ummat. Salah satu teman saya mengatakan berpikir bijak artinya memandang kehidupan lebih luas dan kehidupan itu bukan hanya kampus dengan dunia kecil yang ada didalamnya. Biarkan mereka yang muda yang berkarya nyata didalamnya dan kita tetap optimis memandang kehidupan yang lebih luas. Tapi tidak sedikit pun perubahan terjadi pada diri kita . yang ada adalah kita yang dulu yang tetap mengabdi sampai kapan pun.

Mudah-mudahan masa-masa itu muncul kembali. Tapi mungkin bukan pada saat saya masih menyandang status sebagai mahasiswa. Tapi sebagai rakyat jelata, seorang suami atau seorang bapa dan gelaran-gelaran yang lainnya.

Handphone pun berdering tanda sms masuk. Ada undangan rapat besok pagi disuatu tempat. Alhamdulillah, Allah masih memberikan saya kesempatan untuk beramal.

Abinet, 12 Januari 2011
Misbahurrohim Al-‘Azzam

No comments:

Post a Comment