Aku menunggu hujan di hari kedelapan
Ingin kutitipkan sesuatu pada titik-titik embun yang ia bawa
Disetiap titik aku tuliskan beberapa rasa
Aku pun membiarkan ia mengantarkannya kesamudra luas
Tempat semua rasa bercampur dan bermuara
Di hari kedelapan pun aku menunggu hujan
Aku membiarkan ia membasahi setiap sela-sela jari dan sela pori-pori
Menjadikan semua yang kotor tersucikan
Esok mungkin aku akan mengajaknya berkeliling
Berlari-lari memintanya membasahi setiap yang kering
Kini aku mulai menulis diudara pada permukaan atom-atom kecil yang ringan beterbangan
Angin membawa mereka ke setiap rerumputan memberikan kabar
Namun mereka tidak peduli, begitu pun dengan tanah, bebatuan dan gembala di padang ilalang
Karena mereka pun menunggu hujan di hari kedelapan
Mudah-mudahan angin membaw kabar itu pada dzat yang menurunkan hujan di hari kedelapan
Rumah, 6 Maret 2011
Misbahurrohim Al-Azzam
No comments:
Post a Comment