Saturday, June 15, 2013

PENDIDIKAN DIRUMAH TANGGUNG JAWAB SIAPA? Sudah hampir dua tahun saya pulang pergi dari kab bogor menuju bekasi dan selama itu pula menyaksikan pemandangan yang sama berulang. kalau anda perhatikan dari sepanjang jalan dari bubulak menuju arah leuwiliang atau jasinga setiap jam pulang sekolah siang atau sore kita pasti menemukan sekumpulnan anak anak sekolah SMP atau SMA dipinggiran jalan hendak menuju suatu tempat. Ciri ciri dari mereka untuk anak laki-laki biasanya memakai jaket atau kemeja dengan ukuran yang cukup besar seperti mode pakaian tahun 80an. disepanjang jalan ini biasanya mereka menunggu angkutan truk dengan muatan kosong untuk mereka tumpangi. Tanpa tanggung tanggung mereka memaksa truk-truk tersebut untuk berhenti dengan cara memasang badan ditengah jalan. Mungkin ada kesan tersendiri bagi mereka, rasa bangga dan hebat ketika berhasil mencegat truk berukuran besar. bahkan dalam kesematan lain anak setingkat sekolah dasar melakukan hal semacam itu. Maka tak heran mereka dipanggil "Anak berani mati".. Hal ni tentunya harus menjadi perhatian serius bagi mereka yang bergelut dalam dunia pendidikan atau mereka yang memiliki perhatian serius dalam membentuk karakter manusia melalui pendidikan. Tentu sudah bisa dipastikan bahwa hal ini merupakan suatu hal yang negatif dan berdampak buruk bagi siswa yang bersangkutan dan juga masyarakat serta dunia pendidikan. Nyawa bisa saja menjadi taruhan bagi si anak dan banyak pihak akan di tuntut. Beberapa waktu yang lalu kita pernah mendengar bahwa pemerintah dan lembaga penyelenggara pendidikan sedang giat-giatnya menggalakkan pogram pendidikan berkarakter dalam rangka membentuk manusia-manusia indonesia yang berlandaskan pada nilai. Namun yang menjadi permasalahan adalah sejauh mana alat evaluasi hasil belajar siswa dapat menilai karakter yang tumbuh pada diri siswa. terlebih ketika sekolah hanya mampu melakukan evaluasi ketika siswa berada didalam lingkungan sekolah. lantas menjadi tanggung jawab siapa pendidikan siswa ketika berada di luar sekolah? lembaga lembaga pendidikan tentunya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga atau orang tua berkaitan dengan masalah pendidikan anak. Tapi, seharusnya tidak demikian ketika kita ingin membangun sistem pendidikam yang integral. Orang tua seharusnya turut melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. bukan dari segi kognitif tapi dari segi nilai yang muncul dari anak sebagai hasil dari proses pembelajaran. Orang tua memiliki peran yang penting bagi sekolah untuk membeikan input masukan bagi pihak penyelenggara pendidikan agar terus meningkatkan kualitas pendidikan sehingga output yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan berkarakter. Oleh karena itu hendaknya komunikasi antara orang tua murid dengan guru dilakuka secara intens dilakulan. Didalam strukur organisasi sekolah kita mengenal adanya Komite Sekolah yang keberadaanya untuk memfasilitasi masyarakat dalam turut serta meningkatkan kualitas pendidikan. Namum sungguh sangat disayangkan ketika komite sekolah tidak berperan secara optimal dalam meningkatkan kualitas pendidikan. padahal komite ini memiliki peran dalam memberikan pertimbangan, masukan, memberikan pengawasan dan dukungan.

No comments:

Post a Comment