Wednesday, November 6, 2013

Refleksi Hijriah 1435 H

Beberapa hari yang lalu kita sudah melewati satu peristiwa penting yang menjadi titik balik perjuangan bangsa ini melawan penjajahan yaitu peristiwa sumpah pemuda. peristiwa ini dijadikan sebuah momentum untuk membangkitkan kembali semangat berkebangsaan melalui refleksi diri atas komitmen kebangsaan yang dibangun oleh para pemuda kala itu. Harapannya adalah kita bisa membentuk para pemuda yang sama-sama memiliki komitmen untuk menjadi satu bagian dalam berbangsa dan bernegara.

Bagi kita tentunya ada satu momentum yang begitu luar biasa yang mampu mengalahkan momen sumpah pemuda dan momentum kepahlawanan lainnya. Suatu momentum yang memberikan kesadaran pada kita. Bukan hanya kesadaran berkebangsaan dan bernegara saja tapi juga kesadaran akan peran kita sebagai manusia yang diciptakan dan dilahirkan kedunia.

Ratusan tahun yang lalu khalifah Umarin Khatab membuat kebijakan untuk menentukan metode penanggalan yangsama untuk seluruh wilayah yang masuk dalam pemerintahannya karena ia merasa bahwa perbedaan penanggalan disetiap daerah bisa menghambat kebijakan yang ia buat. Penanggalan ini didasarkan pada peristiwa penting yang menjadi tonggak penting kebangkitan Islam. Ialah peristiwa hijrah Rosulullah SAW dari Mekah ke Madinah. Sekali lagi, setiap orang membutuhkan momentum yang tepat menuju satu perubahan. Pergantian tahun merupakan satu momentum perubahan individu, masyarakat dan negara menuju kebangkitan umat. Allah SWT berfirman :

"Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh manusia kepada yang ma'ruf dan mencegah kepada yang mungkar dan beriman kepada Allah "(Ali 'Imran : 110).

Ayat diatas merupakan salah satu bahan untuk kita renungi bahwa Dia telah menentukan kriteria golongan manusia yang dikehendaki olehNya. yaitu beriman, mengajak kepada hal yang baik dan mencegah orang lain untuk berbuat mungkar. Iman berkaitan dengan perkara bagaimana kita memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas individu dimana pada nantinya akan lahir kader-kader terbaik. Hal mendasar sebagai bagian dari perbaikan diri adalah memiliki aqidah yang lurus, beribadah dengan benar. memiliki ahlak yang kuat, wawasan berfikir yang luas dan jasmani yang sehat.
Pristiwa hijrah memberikan banyak arti bagi kita. Pada waktu itu Rosulullah SAW telah berhasil meletakkan pondasi yang kuat sebagai modal dasar untuk membentuk generasi terbaik dan pondasi itu adalah aqidah yang kuat tertanam dalam hati kaum muslimin yang mendorong terbentuknya hal mendasar lainnya.

Kaum muslimin memasuki fase baru pada saat berada dimadinah fase ini kita sebut sebagai fase kebangsaan dimana disinilah terbentuk pemerintahan Islam pertama.Kebangsaan yang kita pahami disini bukanlah seperti kebangsaan yang mereka fahami melalui sumpah pemuda dan nasionalisme yang kita pahami bukanlah nasionalisme sempit. Tanah air kita terbentang luas dari timur ke barat sehingga dimana saja dilafadzkan kalimat Allah maka tanah tersebut adalah tanah air kaum muslimin dan setiap jengkalnya harus terbebas dari penjajahan.
Menyadari keagungan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad maka konsep Amar maruf nahi munkar harus dikuatkan. Maka tidaklah mengherankan apabila Islam hampir menguasai seperempat bagian wilayah dunia sampai jatuhnya kekuasaan turki utsmani. Hal ini terwujud ketika tiga kriteria tadi terpenuhi. Perpaduan antara iman dan amar maruf nahyi munkar dapat mewujudkan kebangkitan ummat . Menurut mustafa mansyur mengatakan

"Tujuan dari memperbaiki diri adalah melahirkan kader-kader aqidah yang ideal, sedangkan menyeru orang lain bertujuan untuk memperbanyak golongan mukminin yang benar, yang satu sama lainnya saling bersaudara dan berkasih sayang, yang memiliki dasar keimanan yang kokoh yang dijadikan dasar bangunan Islam yang tinggi, yang menjelmakan kebenaran dan menghapuskan kebathilan karena kaum muslimin menjadi pemimpin dunia dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan akhirnya janji Allah menjadi suatu kenyataan yang disaksikan oleh manusia."

Mungkin sebagian dari kita lupa sehingga lebih banyak orang membangun spiritualitas pribadi padahal Membangun kesolehan pribadi seharusnya berimplikasi terhadap kesolehan sosial. Allah SWT sudah mengingatkan

"......sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati dalam kebaikan dan saling menasihati dalam kesabaran." (Al-'asr 2-3)


Oleh karena itu yang menjadi concern kita pada saat refleksi akhir tahun ini adalah sudahkah kita menjadi umat yang terbaik?

No comments:

Post a Comment