Saturday, August 8, 2009

MEWUJUDKAN KAMPUS PEDULI PENDIDIKAN

Oleh : Misbahurrohim

Kamis, 30 Juli 2008 lima orang mahasiswa baru jalur PMDK akhirnya bisa melakukan registrasi ke Bank padahal beberapa waktu yang silam ke lima mahasiswa baru ini terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena tidak bisa memenuhi biaya perkuliahan yang dirasa cukup memberatkan. Dengan berbekal semangat untuk menuntut ilmu mereka datang ke bandung untuk memperjuang hak mereka untuk mendapatkan pendidikan. Bukan bantuan dana yang mereka inginkan tapi perpanjangan masa pembayaran registrasi kalau memang UPI belum mampu memberikan bantuan fnansial. Kini kita tingggal menunggu sampai mereka terdaftar secara resmi setelah melakukan registrasi akademik tanggal 6 Agustus nanti.

Apabila berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, penyelesaian kasus mahasiswa jalur PMDK pada tahun ini sedikit berbeda. Tidak seperti kasus tahun sebelumnya ketika 14 orang mahasiswa yang diterima dari jalur SNMPTN 2008 tidak mendapatkan perhatian serius dari rektorat. Sampai-sampai pada waktu itu mahasiswa harus turun tangan ikut membantu dengan melakukan penggalangan dana untuk menutupi kekurangan biaya masuk perkuliahan bahkan mobilisasi masa pun sempat dilakukan untuk mengajukan tuntutan kepada pihak rektorat. Seperti halnya yang dikatakan oleh salah seorang pejabat elit kampus, tanpa perasaan bersalah dia mengatakan “harusnya mahasiswa yang mencarikan dana bantuan untuk mahasiswa yang kurang mampu”.

Birokrasi kampus pada saat ini cenderung bersikap terbuka terhadap kelima orang mahasiswa jalur PMDK ini walaupun sempat awal mulaya sempat dilempar kesana kemari, tetapi kini bahkan mereka dijanjikan untuk mendapatkan beasiswa walaupun statusnya belum menjadi mahasiswa. Beasiswa untuk mahasiswa baru jalur SNMPTN pun telah disediakan wlaupun jumlahnya terbatas. Entah ini mungkin merupakan salah satu cara untuk meredam pergerakan mahasiswa pada saat ini atau murni sebagai salah satu bentuk kepedulian mereka dalam rangka pemerataan kesempatan pendidikan. Tapi yang jelas aksi masa yang sempat dirancanakan oleh BEM REMA UPI urung di jalankan karena Direktur kemahasiswaan melalui pernyataannya secara tertulis menjanjikan bantuan itu.

Pihak Universitas pada tahun ini bersedia mengalokasikan dana beasiswa yang diambil dari anggaran universitas untuk membantu mahasiswa baru jalur PMDK dan SNMPTN yang tidak mampu membayar biaya masuk perkuliahan. Hal ini sebagai tindak lanjut UPI atas banyaknya keluhan mahasiswa baru yang tidak mampu membayar uang masuk seperti yang dikatakan oleh direktur kemahasiswaan cecep darmawan (Pikiran Rakyat, 31/7/2009). Sungguh sangat disayangkan bahwasanya birokrasi kampus baru menyadari akan hal ini sehingga bersedia memberikan beasiswa padahal kasus seperti ini berulang kali terjadi setiap tahunnya. Sebenarnya hanya satu hal yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu kemauan dari penentu kebijakan untuk memperhatikan permasalahan yang ada secara serius. Andai saja rektorat memiliki kemauan sejak dulu untuk menangani kasus-kasus seperti ini secara serius mungkin permasalahan ini dapat terselesaikan sejak dulu dan tidak berulang tahun-tahun berikutnya.

Mengkritisi kembali tulisan yang dimuat dalam surat kabar tersebut, sebenarnya informasi ini tidak perlu dimuat di media cetak. Kalau dipikirkan kembali justru tulisan ini memperburuk citra lembaga karena selama ini UPI menutup akses bagi mereka yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Bukan maksud kami berburuk sangka tapi seakan-akan tulisan itu dimuat untuk menunjukan pada hal layak umum bahwa UPI memiliki perhatian lebih dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan. Ibarat seorang pahlawan yang datang ditengah-tengah masyarakat yang mengalami kesulitan sang Robinhood datang membawa secercah harapan.

Perlu kita sadari bahwasanya keluhan-keluhan itu akan semakin banyak dan terus bertambah ketika kebijakan kampus yang diterapkan oleh para birokrat tidak pernah berpihak pada rakyat kecil. Kalau hari ini mereka mau beritikad baik maka kita akan senantiasa menunggu agar UPI menerapkan Sistem biaya pendidikan berkeadalilan untuk mahasiswa yang secara ekonomi mengalami keterbatasan. (2/8/2009)

DEPARTEMEN ADVOKASI

BEM REMA UPI

PERIODE 2009

No comments:

Post a Comment