Thursday, July 29, 2010

LINGKUNGAN DAN KEPRIBADIAN DIRI

Oleh : Misbahurrohim
Seorang ibu menghubungi saya lewat telephon, nampaknya suaranya tidak asing bagi saya dan memang benar beliau adalah ibu dari teman yang cukup dekat yang hanya berbeda dua angkatan dengan saya dikampus. Sang ibu meminta saya untuk mencarika kos-kosan yang baru untuk anaknya karena memang kosan yang lama sudah habis masa waktunya bulan ini. Ternyata apa yang ia inginkan bukan hanya kosa-kosan yang memiliki kualifikasi standar dengan harga yang murah yang diinginkan dengan kualitas yang baik, tetapi ia juga sangat mengharapkan agar anaknya mendapatkan lingkungan kos-kosan yang tidak berbeda jauh dengan lingkungannya tempat beraktifitas saat ini. Ibu itu menyadari bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anaknya dan ia tidak menginginkan bahwa anaknnya kelak tumbuh menjadi anak yang dibentuk oleh lingkungan yang tidak ia harapkan yaitu lingkungan yang jauh dari niliai-nilai sosial apalagi nilai-nilai keagamaan.
Apabila kita mengkaji kembali tulisan yang dibuat oleh Imam Hasan Al-Banna tentang tujuan pertama yang ingin kita capai didalam buku Membina Angkatan Mujahid karangan Sa’id Hawa yaitu membentuk individu muslim, maka ada tiga saran yang dapat kita gunakan untuk mencapai tujuan itu. Ketiga sarana itu adalah Murabbi, manhaj (sistem), dan lingkungan yang sehat. Seorang murabbi adalah ia yang senantiasa memberikan bimbingan dengan wawasan ilmu yang dimilikinya sehingga seorang muslim dapat diarahkan untuk menjadi muslim yang saleh secara pribadi dan saleh secara sosial. Sistem merupakan serangkaian aturan dan proses yang harus dilalui oleh seseorang sehingga orang tersebut memiliki tingkat kematangan yang diinginkan dan lingkungan yang sehat merupakan tempat dimana seseorang muslim akan mendapatkan bimbingan dan arahan serta menyerap ilmu. Lebih lanjut Sa’id Hawa mengatakan
seberapa pun cacat yang menimpa salah satunya, ia akan berpengaruh terhadap munculnya cacat dalam proses pembentukan pribadi muslim yang paripurna, terkecuali jika pribadi itu mendapatkan sentuhan tangan Allah (Hidayah) secara langsung.
Bolehlah hari ini kita mencarikan sosok guru yang ideal bagi anak atau adik-adik kita dan sistem (manhaj) yang tertata dengan rapih dan materi-materi pekanan yang sesuai dengan tahap-tahap pembentukan. Tapi selama lingkungan yang tidak sehat mempengaruhi seseorang maka tidaklah sempurna hasil pembinaan yang kita peroleh dengan menggunakan dua sarana lainnya. Bisa saja seseorang tidak mau menghadiri agenda-agenda pekanan karena terpengaruh denga teman-teman dilingkugan rumahnya yang tidak memahami pentingnya pembinaan diri, terkecuali mereka yang sudah mapan mengikuti proses pembinaan tidak akan terpengaruh oleh mereka yang lebih suka untuk pergi menghibur diri dengan berbagai aktifitas yang merugikan diri mereka dan orang lain.
Oleh karena itu penting bagi kita sebagai orang tua atau orang-orang yang sama-sama sudah tahu agar senantiasa memberikan yang terbaik untuk membentuk anak atau adik-adik kita menjadi seorang muslim sejati. Kita menginginkan agar mereka dididik oleh seorang guru yang tidak hanya memiliki wawasan keilmuan saja, tetapi yang mampu untuk memberikan keteladanan. Kita juga menginginkan agar anak-anak kita dididik dengan menggunakan sistem yang Islami yang mendidik mereka menjadi generasi-generasi qur’ani, buka sistem yang dibuat oleh kaum barat yang bisa menjauhkan diri kita dari Al-Qur’an dan Assunah. Tentu kita juga menginginkan bahwa lingkungan tempat kita berada mendukung proses pembentukan mereka menjadi generasi rabbani. Lalu mengapa kita harus ragu untuk memberikan mereka yang terbaik dengan memilihkan lingkungan yang tepat bagi mereka.
Teringat dengan sebuah percakapan dirumah ketika adik saya hendak masuk ke salah satu perguruan tinggi terkemuka di kota Bandung. Banyak kekhawatiran mewarnai diskusi panjang pada waktu kami sekeluarga memilihkan asrama untuknya. Kebetulan asrama yang dipilihkan untuknya memiliki serangkaian program yang harus diikuti oleh seluruh penghuni asrama. Tapi hal itu membuat khawatir sekeluarga karena adik saya akan disibukan dengan berbagai aktifitas yang bisa menggangu prestasi akademiknya padahal hal itu sangat bergantung dari komitmen diri kita pribadi. Kalau kita pikir kembali, bukankah hal itu lebih baik ketimbang nanti banyak waktu kosong yang ia miliki akan diisi dengan banyak aktifitas yang tidak bermanfaat dan program-program yang dilakukan itu pada hakikatnya untuk membentuk kepribadian diri mereka agar bisa diarahkan sesuai dengan yang kita harapkan kalau dibandingkan dengan lingkungan lain dimana seorang anak bebas memilih aktifitas yang ia lakukan dan untuk ukuran mahasiswa baru yang masih labil alangkah lebih baik kita tidak memberikan pilihan lain bagi mereka. Sekali lagi lingkungan bisa sangat menentukan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang maka pilihkanlah lingkungan yang terbaik untuk mereka, yaitu lingkungan yang dengannya ia dapat terhindar dari segala hal yang tidak berguna bahkan hingga hal yang haram.

No comments:

Post a Comment